Pengertian dan Motif Pola Ragam Hias

Seni Budaya

 Pengertian Ragam Hias

Secara etimologis fase ragam hias berasal dari bahasa Yunani, yaitu "ornare", yang artinya hiasan atau menghias. Seni ragam hias dibuat dengan tujuan mengisi kekosongan permukaan dari suatu karya seni.

Selain mengisi kekosongan permukaan, komponen seni ragam hias dibuat dengan tujuan memperindah hasil karya seni. Adanya variasi ragam hias pada suatu karya seni dapat menambah nilai jual.

Ragam hias atau ornamen dapat diartikan sebagai hiasan berupa pola berulang yang biasanya dibuat pada suatu karya seni.

Berbagai macam ragam hias dapat kita temukan di Indonesia, baik pada kain batik, kain tenun, kain songket, candi, maupun tempat persembahyangan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor sejarah dan budaya yang ada di nusantara.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak ragam hias. Ragam hias di Indonesia dipengaruhi oleh faktor lingkungan alam, flora dan fauna, serta budaya setiap daerah.

Pembuatan ragam hias didasarkan atas kebutuhan masyarakat baik yang bersifat praktis maupun yang terkait dengan kepercayaan atau agama.

Menggambar ragam hias dapat dilakukan dengan stilasi (penggayaan) dengan menyederhanakan bentuk objek yang menjadi sumbernya dengan pertimbangan keindahan. Selain itu, gambar hias juga harus disesuaikan dengan fungsinya.

Motif dan Pola Ragam Hias

1. Motif ragam hias

Karya ragam hias mengambil dari bentuk-bentuk flora, fauna, figural, dan geometris, atau tergantung keinginan pencipta dan kebutuhannya. Ragam hias tersebut dapat diterapkan pada media dua dimensi dan tiga dimensi.

1) Ragam hias flora (vegetal)

Ragam hias flora adalah jenis ragam hias yang menggunakan flora (tumbuh-tumbuhan) sebagai objek motifnya. Motif flora bisa dibuat sesuai aslinya, tetapi ada pula seniman yang membuat ragam hias flora sesuai dengan imajinasinya.

Jenis ragam hias ini dapat ditemui hampir di seluruh daerah di Indonesia, misalnya pada kain batik, kain sulam, tenun, seni pewayangan, atau rumah tradisional. Contoh ragam hias flora, antara lain pepatraan, kekarangan, dan keketusan.

2) Ragam hias fauna

Bentuk ragam hias fauna memiliki keindahan dan keunikan yang sama dengan ragam hias flora. Adapun beberapa tahapan dalam menggambar ragam hias fauna sebagai berikut.

  1. Tentukan jenis fauna yang akan dibuat gambar ragam hias.
  2. Buatlah pola gambar ragam hias.
  3. Berilah warna pada hasil gambar ragam hias.
3) Ragam hias geometris

Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk-bentuk geomeris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi penciptanya.

Ragam hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris, seperti lingkaran, segitiga, dan segi empat ke dalam satu motif ragam hias. Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai di seluruh daerah di Indonesia, seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

4) Ragam hias figuratif

Bentuk ragam hias figuratif merupakan ragam hias yang berupa objek manusia yang digambar dengan mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif biasanya terdapat pada bahan tekstil maupun bahan kayu, yang proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar.

5) Ragam hias alam benda

Motif dari objek alam benda dapat termasuk ke dalam jenis ragam hias alam benda. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai beberapa motif hias yang tidak termasuk dalam kategori ragam hias flora, fauna, geometris, dan figuratif. Misalnya seperti motif keris, parang, payung, kipas, dan lain-lain.

Pola ragam hias

Pola ragam hias adalah bentuk ragam hias yang mempunyai pola yang terdiri atas beberapa susunan yang diulang-ulang. Pola ragam hias yang ditampilkan umumnya memiliki pola ragam hias yang teratur, terukur, dan mempunyai keseimbangan.

Bentuk ragam hias umumnya memiliki pola atau susunan yang diulang-ulang. Berikut pola-pola pada ragam hias.

  1. Pola simetris, memiliki bentuk motif yang sama dan peletakannya seimbang antara sisi kanan dan kiri.
  2. Pola asimetris, motif yang diletakkan tidak sama antara sisi kanan dan kiri, tetapi mempunyai keindahan dari suatu komposisinya.
  3. Pola tepi digunakan untuk bagian tepi pada bahan tertentu dan berupa sebuah pengulangan dari bentuk sebelumnya.
  4. Pola menyudut, berbentuk segitiga dan pada umumnya mempunyai bentuk yang disesuaikan dengan bentuk ragam hias yang sudah ada.
  5. Pola menyusut, ciri dari pola ragam hias menyusut ini berdiri sendiri, dan polanya gabungan dari ragam hias lama dan baru.
  6. Pola beraturan, pengulangan yang berasal dari bentuk sebelumnya menggunakan ukuran yang sama.
  7. Pola tidak beraturan, pola ragam hias tidak beraturan adalah selebaran melalui beberapa motif yang tidak sama dan tidak mengikuti dengan pola proporsi yang seimbang.


Posting Komentar