Pengertian Fragmen
Fragmen merupakan cerita atau petikan cerita, lakon yang dipentaskan, baik di atas panggung maupun di depan kelas. Fragmen juga sering disebut sebagai pementasan teater dengan durasi yang singkat. Pementasannya hanya beberapa adegan inti dengan jalan cerita sederhana.
Fragmen dapat digunakan sebagai pentas sederhana pada sebuah pertunjukan teater. Pertunjukan teater biasanya menggunakan drama naskah yang cukup panjang dengan banyak babak/adegan.
Fragmen berdasarkan ceritanya hanya memiliki konflik tunggal dan perwatakan tokoh yang sederhana. Plot atau alurnya tidak bercabang serta durasi yang diperlukan tidaklah lama. Akan tetapi dalam kaitannya dengan latihan peran, maka karakter pemain atau watak peran mendapatkan perhatian lebih.
Dengan demikian, fungsi fragmen dalam latihan peran tokoh lebih ditekankan sebagai studi (satu jenis) karakter. Pemahaman pameran terhadap karakter tokoh yang diperankan serta teknik-teknik dasar yang mendukung pemeranan karakter dapat dilatihkan.
Teknik Menulis Naskah Fragmen
Dasar lakon drama adalah konflik manusia. Konflik adalah pertentangan yang terjadi antar satu tokoh dengan tokoh lainnya, baik bersifat pertentangan batin maupun fisik.
Seluruh perjalanan drama dijiwai oleh konflik tokoh-tokohnya. Baik itu tokoh utama yang disebut tokoh protagonis, maupun tokoh yang bertentangan dengan tokoh utama, pelawan arus cerita (tokoh penentang). Tokoh penentang disebut tokoh antagonis.
Naskah merupakan salah satu bahan untuk bermain teater. Karakter dan tokoh semua tertulis di dalam naskah. Alur cerita atau plot tertulis dengan jelas pada sebuah naskah, sehingga memudahkan bagi pemain dan sutradara untuk menafsirkan watak yang diinginkan pengarang.
Jika akan menulis naskah drama sebaiknya mengikuti langkah langkah penyusunan naskah drama. Dengan demikian, semua yang ingin dibangun, baik plot atau jalan cerita, karakter tokoh, latar, dialog, dan peristiwa (setting) dapat tersusun dengan baik.
Berikut beberapa langkah dalam menulis naskah drama.
1. Menetukan Tema
Tema merupakan langkah awal dalam menyusun naskah drama. Tema merupakan ide dasar dari keseluruhan naskah.
Pesan pengarang yang ingin disampaikan, akan diketahui melalui tema. Pengarang dapat menentukan tema cerita persahabatan, kasih sayang, kepahlawanan, pengorbanan, ketulusan, dan perjuangan.
Tema sebuah cerita yang baik adalah yang dapat memberikan perenungan dan bermanfaat bagi pembaca atau penontonya. Kriteria tema yang baik sebagai berikut.
- Aktual yang dapat diartikan dengan kejadian yang benar-benar terjadi atau sesuai dengan dengan kenyataan.
- Tidak menyinggung SARA. Tema sebuah karya sastra tidak boleh menyinggung suku, agama, ras, atau antargolongan tertentu.
- Memberi suatu pengajaran atau pendidikan bagi pembacanya atau penontonnya.
2. Menentukan Alur Cerita
Alur adalah jalan cerita tema yang sudah dipilih. Alur merupakan rangkaian cerita yang disusun dari awal sampai akhir sehingga terbentuk cerita yang jelas dan utuh.
Tahap penyusunan alur akan terlihat masalah-masalah yang terjadi seperti terjadi seperti tempat kejadian peristiwa, tokoh-tokoh yang mengisi cerita baik tokoh utama maupun tokoh penentang, juga tokoh-tokoh lain sebagai pendukung cerita.
Adapun tahapan plot sebagai berikut.
a. Eksposisi
Pengenalan tokoh melalui adegan-adegan dan dialog yang mengantarkan penonton pada keadaan nyata.
b. Konflik
Pada tahapan ini mulai ada kejadian atau peristiwa yang melibatkan tokoh dalam masalah.
c. Komplikasi
Insiden yang terjadi mulai berkembang dan menimbulkan koflik-konflik makin banyak, rumit, dan saling terkait, tetapi belum tampak ada pemecahannya.
d. Klimaks
Berbagai konflik telah sampai pada puncaknya atau puncak ketegangan bagi para penonton. Di sinilah konflik atau pertikaian antar tokoh mencapai puncaknya.
e. Penyelesaian
Tahap penyelesaian merupakan tahap penentuan ceritanya akan berakhir menyenangkan, mengharukan, tragis, atau menimbulkan sebuah teka-teki bagi para penonton.
3. Menyusun Adegan
Setelah rangkaian cerita didapat dengan utuh, dilanjutkan dengan menyusun adegan-adegan yang akan ditampilkan dalam setiap babak.
Setiap adegan cerita, akan diketahui urutan tokoh-tokoh yang akan tampil. Begitupun dalam adegan dipilih peristiwa atau kejadian mulai tahap pengenalan sampai kejadian paling menarik sebagai puncak.
4. Membuat Dialog Tokoh
Drama berbeda dengan karya sastra yang lain. Perbedaan yang paling mencolok adalah dibangun berupa dialog-dialog antar tokoh.
Pada saat membuat dialog-dialog tiap tokoh ini, kamu harus menyesuaikan dengan karakteristik tokoh yang dibuat, misalnya tokoh orang tua tentu bahasa dan tingkah lakunya berbeda dengan anak sekolah.
Dialog tokoh juga ditentukan oleh latar belakang lingkungan masing-masing. Gaya bahasa orang dari daerah berbeda dengan gaya bahasa orang dari perkotaan dan lingkungan lain.
Dialek atau gaya bahasa tiap tokoh yang berasal dari tiap suku bangsa juga akan berbeda dan mempunyai keunikan masing-masing.
Hal yang demikian sebaiknya dapat tergambar pada naskah secara keseluruhan, sehingga naskah drama menjadi unik dan menarik untuk dimainkan dalam pertunjukan teater.