Terumbu karang merupakan terumbu (batuan sedimen kapur di laut) yang terbentuk dari kapur yang sebagian besar dihasilkan dari koral (bintang yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya).
Jika ribuan koral membentuk koloni, koral-koral tersebut akan membentuk karang.
Terumbu karang wajib dilindungi dari kerusakan karena terumbu karang memiliki banyak manfaat, baik manfaat yang bersifat ekonomis, ekologis, maupun sosial ekonomi.
Jenis-Jenis Terumbu Karang
A. Berdasarkan letak
Berikut jenis-jenis terumbu karang berdasarkan letaknya.
1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas.
Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau.
Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang (barrer reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolam air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer.
Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
3. Terumbu karang cincin (atolis)
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter.
Contoh:Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua).
4. Terumbu karang datar/gosong terumbu (patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs) terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan dalam kurung waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh).
Berdasarkan zonasi
Berikut jenis-jenis terumbu karang berdasarkan zonasi.
a. Terumbu yang menghadap angin
Terumbu yang menghadap angin merupakan sisi yang menghadap datangnya angin. Zona ini diawali oleh lerang terumbu yang menghadap ke arah laut lepas. Pada lerang terumbu, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak.
Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan subur. Mengarah ke darakan pulau atau gosong terumbu, dibagian atas teras terumbu terdapat penutupan alga koralin yang cukup luas di pegunungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat.
Daerah ini disebut sebagai pematang alga. Akhirnya zona windward diakhiri oleh rataan terumbu yang sangat dangkal.
b. Terumbu yang membatangi angin
Terumbu yang membelakangi angin (Leeward reef) merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada windward reef dan memiliki bentengan goba (lagoon) yang cukup lebar.
Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur
Berikut jenis-jenis terumbu karang berdasarkan kemampuan memproduksi kapur.
1. Karang hermatipik
Karang hermatipik adalah karang yang dapat membentuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis.
Karang hermatipik mempunyai sifat unik yaitu perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu bersifat fototeopik positif.
Umumnya jenis karang ini hidup di perairan pantai/laut yang cukup dangkal di mana penetrasi cahaya matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut.
2. Karang ahermatipik
Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar luas diseluruh dunia. Perbedaan utama karang hermatipik dan karang ahermatipik adalah adanya simbol mutualisme antara karang hermatipik dan zooxanthellae, yaitu sejenis algae unisular (dinoflagellata unisular).
Hasil samping dari aktivitas ini adalah endapan kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang karang.
Berdasarkan bentuk dan tempat tumbuh
Berikut ini jenis-jenis terumbu karang berdasarkan bentuk dan tempat tumbuh
1. Terumbu (reef)
Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain, seperti alga berkapur, yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur, dan moluska. Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir.
Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batuan kapur (termasuk karang yang masih hidup) di laut dangkal.
2. Karang (coral)
Karang disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Karang batu termasuk ke dalam kelas antozoa yaitu anggota Filum Coelenterata yang hanya mempunyai stadium polip.
Dalam proses pembentukan terumbu karang, maka karang batu (Scleratina) merupakan penyusun yang paling penting atau hewan karang pembangun terumbu.
Karang adalah hewan klonal yang tersusun atas puluhan atau jutaan individu yang disebut polip. Contoh makhluk klonal adalah tebu atau bambu yang terdiri atas banyak ruas.
3. Karang terumbu
Pembangunan utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral) atau karang yang menghasilkan kapur. Karang terumbu berbeda dari karang lunak yang tidak menghasilkan kapur, berbeda dengan batu karang (rock) yang merupakan batu cadas atau batuan vulkanik.
4. Terumbu karang
Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur. Terdapat pula biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska, krustasea, echinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata.
Selain itu terdapat biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis Plankton dan jenis-jenis nekton.