Pengertian Unsur, Senyawa, dan Campuran

IPA

Unsur, Senyawa, dan Campuran

1. Unsur

Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain dengan reaksi kimia biasa. Unsur dan senyawa termasuk dalam golongan zat tunggal. Unsur terdiri dari logam dan nonlogam.

a. Logam

Hampir seluruh unsur adalah logam. Umumnya unsur-unsur logam bersifat mengilap. Unsur logam dapat menghantarkan listrik atau panas dengan baik. Di dalam kerak bumi, banyak ditemukan logam bercampur dengan unsur lain. Logam ini biasa disebut bijih.

Hampir semua benda logam yang digunakan merupakan gabungan berbagai logam. Contohnya unsur logam besi, alumunium, tembaga, dan seing. Kebanyakan unusr yang ada saat ini termasuk jenis logam. Namun, tidak semua unsur logam mempunyai fase padat. Contohnya raksa.

b. Nonlogam

Unsur-unsur nonlogam ada yang berwujud padat, cair, maupun gas. Karbon dioksida, klorin, dan belerang merupakan unsur-unsur nonlogam. Unsur nonlogam umumnya tidak dapat menghantarkan arus listrik sama sekali.

Unsur nonlogam bersifat tidak mengilap, rapuh, tidak dapat ditempa. Contoh unsur belerang diantaranya iodin, klorin, dan oksigen.

c. Metaloid

Metaloid (semilogam) merupakan unsur yang menunjukkan sifat logam sekaligus nonlogam. Boron, silikon, germanium, arsenik, antomon, selenium, dan telurium adalah unsur metaloid. Silikon banyak dimanfaatkan sebagai komponen elektronika.

Jons, Jacob Berzelius (1779 - 1848) memperkenalkan tata cara penulisan nama dan lambang unsur sebagai berikut.
  • Setiap unsur dilambangkan dengan satu huruf yang diambil dari huruf awal nama unsur tersebut.
  • Lambang unsur ditulis dengan huruf kapital.
  • Untuk unsur yang memiliki huruf awal sama, maka penulisan nama dibedakan dengan cara menambah satu huruf di belakangnya dan ditulis dengan huruf kecil. Contohnya unsur karbon ditulis C, oksigen ditulis O, alumunium ditulis AI, kalsium ditulis Ca.
2. Senyawa

Zat tunggal yang tersusun lebih dari satu unsur dinamakan senyawa. Karbon merupakan padatan berwarna hitam. Dalam kehidupan sehari-hari kita kenal dengan arang. Hidrogen dan oksigen merupakan gas yang mudah terbakar.

Ketiga unsur tersebut dengan reaksi kimia dapat bergabung membentuk gula pasir yang berupa padatan putih yang rasanya manis. Sifat dari gula sangat berbeda dengan sifat karbon, hidrogen dan oksigen.

Gula merupakan senyawa, sedangkan karbon, hidrogen, oksigen merupakan unsur pembentuknya. Jadi, senyawa adalah zat yang terbentuk dari unsur-unsur melalui reaksi kimia. Sifat senyawa berbeda dengan sifat unsur pembentuknya.

Air tersusun dari hidrogen dan oksigen. Dari perhitungan yang telah kamu lakukan ternyata perbandingan massa hidrogen dan oksigen dalam senyawa air adalah tetap, yaitu 1:8. Jika massa hidrogen dan oksigen yang direaksikan tidak sesuai dengan perbandingan tersebut maka akan terdapat sisa salah satu unsur. Jadi, perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap.

Senyawa merupakan zat tunggal yang tidak dapat dipisahkan dengan cara fisika. Senyawa dapat dipisahkan menjadi unsur-unsurnya atau menjadi senyawa yang lebih sederhana melalui reaksi kimia.

Air dapat dipisahkan menjadi oksigen dan hidrogen dengan cara elektrolisis. Lebih dari 10 juta senyawa yang sudah dikenal dan jumlah tersebut selalu bertambah.

Senyawa baru tersebut juga dapat dibuat di laboratorium dengan cara sintesis. Misalnya jeruk diketahui mengandung vitamin C setelah dilakukan pemisahan (isolasi) ternyata vitamin C adalah asam askorbat.

Setelah struktur vitamin C ditemukan, maka dapat dilakukan sintetis untuk membuat vitamin C secara laboratiorium. Selain itu, struktur dari vitamin C dapat diubah secara sintetis menjadi senyawa lain.

Rumus senyawa merupakan gabungan lambang unsur ypang menunjukkan jenis unsur pembentuk senyawa dan jumlah atom masing-masing unsur.

Misalnya, sukrosa mempunyai rumus C12 H 22 O11. Rumus tersebut menunjukkan bahwa sukrosa tersusun dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Rumus tersebut juga menunjukkan bahwa satu molekul gula tersusun dari 12 atom karbon, 22 atom hidrogen, dan 11 atom oksigen.

3. Campuran

Campuran adalah gabungan beberapa zat dengan perbandingan tidak tetap tanpa melalui reaksi kimia. Misal, air sungai, tanah, udara, makanan, minuman, larutan garam, larutan gula, dan lain-lain. Sifat asli zat pembentuk campuran ada yang masih dapat dibedakan satu sama lain, ada pula yang tidak dapat dibedakan.

Campuran digolongan menjadi zat terlarut dan zat pelarut. Zat pelarut adalah zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat terlarut. Zat pelarut universal adalah air. Campuran sangat berbeda dengan senyawa.

Kadar suatu zat dalam campuran dapat dinyatakan sebagai jumlah zat dalam campuran dibandingkan jumlah seluruh campuran. Jumlah zat dapat dinyatakan dalam massa (g, kg) atau volume (mL, L).

Campuran dikelompokkan menjadi dua bagian, sebagai berikut.

  1. Campuran heterogen adalah campuran antara dua macam zat atau lebih yang partikel-partikel penyusunnya masih dapat dibedakan satu sama lainnya. Campuran heterogen dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu koloid dan suspensi. Koloid adalah partikel-partikel yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop ultra. Ukuran partikel antara 0,5 - 1 mm. Contoh koloid, diantaranya susu, asap, kabut, dan agar-agar. Adapun suspensi adalah partikel yang berukuran lebih besar dari 0,3 m dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop ultra. Contoh suspensi antara lain minya dengan air, air keruh, dan air kapur.
  2. Campuran homogen adalah campuran antara dua zat atau lebih yang partikel-partikel penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi. Campuran homogen sering disebut dengan larutan. Contoh campuran homogen, yaitu air dengan gula dinamakan larutan gula, campuran air dengan garam dinamakan larutan garam, dan stainless steel (campuran logam besi, krom, dan nikel).

Posting Komentar