Pertumbuhan dan Kualitas Penduduk

IPS

Pertumbuhan Penduduk

Penduduk Indonesia sebagian besar hidup di daerah pedesaan yang masih memiliki rasa kekeluargaan antarsesama.

Kependudukan di Indonesia memiliki empat ciri-ciri umum yaitu jumlah penduduk yang semakin bertambah, sebagian besar penduduk berusia muda, persebaran penduduk tidak merata di setiap pulau, dan sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian.

Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah namun untuk mengatasi hal itu pemerintah menetapkan kebijakan-kebijakan yang dapat mengendalikan jumlah pertumbuhan.

Penduduk merupakan orang yang tinggal daerah tersebut atau orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.

Kebijakan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah yang tujuannya untuk mengatur pengendalian jumlah pertumbuhan penduduk.

Kebijakan kependudukan di Indonesia diterapkan dengan mempengaruhi tiga variabel utama masalah kependudukan yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi.

Pemerintah telah menerapkan beberapa kebajikan kependudukan seperti melaksanakan program keluarga berencana, pembatasan usia perkawinan, mengurangi dan membatas tunjangan bagi pegawai negeri sipil, serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat.

Pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia mengalami peningkatan. Hal itu dipengaruhi tiga faktor yaitu semakin meningkatnya kualitas kesehatan penduduk yang terlihat dengan ditandai berkurangnya angka kematian bayi, pertumbuhan ekonomi yang mendorong perbaikan gizi masyarakat, dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya jumlah pengendalian kelahiran.

Secara keseluruhan jumlah kependudukan Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 1980 jumlah penduduk Indonesia adalah 147,49 juta jiwa dan pada tahun 2000 menjadi 203,456 juta jiwa.

Pertumbuhan penduduk dan kualitas penduduk di Indonesia boleh dikatakan meningkat setiap tahunnya.

A. Pertumbuhan penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran.

Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk migrasi, dan pertumbuhan penduduk total. Berikut penjelasannya.

1. Pertumbuhan penduduk alami (natural population increase)

Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian. Hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

T = L - M

Keterangan:

T = jumlah pertumbuhan penduduk per tahun

L = jumlah kelahiran per tahun

M = jumlah kematian per tahun

2. Pertumbuhan penduduk migrasi

Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih jumlah migrasi masuk (imigrasi) dan jumlah migrasi keluar (emigrasi). Hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

T = jumlah pertumbuhan penduduk per tahun

I = jumlah migrasi masuk per tahun

E = jumlah migrasi keluar per tahun

3. Pertumbuhan penduduk total (total population growth)

Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian ditambah dengan selisih jumlah imigrasi dengan jumlah emigrasi. Hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

T = (L = M) + (I - E)

Keterangan:

T = pertumbuhan penduduk per tahun

L = jumlah kelahiran per tahun

M = jumlah kematian per tahun

I = jumlah imigran (penduduk yang masuk ke suatu negara/wilayah untuk menetap) per tahun

E = jumlah emigran (penduduk yang meninggalkan/pindah ke wilayah/negara lain) per tahun

Kualitas Penduduk

Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kualitas adalah masalah kependudukan mengenai mutu kehidupan dan kemampuan sumber daya manusianya. Masalah kualitas penduduk yang terjadi di Indonesia, dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat pendidikan dan kualitas sumber daya manusia.

Selain itu, rendahnya taraf kesehatan semuanya itu pada akhirnya mengarah pada rendahnya taraf kesehatan semuanya itu pada akhirnya mengarah pada rendahnya pendapatan per kapita masyarakatnya.

1. Rendahnya pendapatan per kapita

Pendapatan per kapita adalah banyaknya pendapatan kotor nasional dalam satu tahun dibagi jumlah penduduk. Pendapatan perkapita mencerminkan tingkat kemakmuran suatu negara.

Pendapatan per kapita negara Indonesia masih tergolong rendah. Keadaan ini menggambarkan bahwa tingkat kehidupan masarakat Indonesia masih didominasi masyarakat miskin atau masyarakat prasejahtera dengan tingkat penghasilan yang relatif rendah.

Kondisi semacam ini dapat disebabkan keadaan sumber daya alam yang tidak merata di tiap daerah, ataupun karena ketidakseimbangan sumber daya manusia yang ada di tiap daerah.

Rendahnya pendapatan per kapita akan berdampak pada kelangsungan pelaksanaan pembangunan suatu negara. Beberapa rencana pembangunan akan sulit diwujudkan karena pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membiayai pelaksanaan pembangunan.

Akibatnya keadaan negara menjadi statis, tidak berkembang karena tidak mengalami kemajuan. Guna mengatasi rendahnya tingkat pendapatan penduduk, pemerintah telah melakukan beberapa langkah, meliputi hal-hal berikut ini.

  • Memberikan subsidi keluarga miskin melalui berbagai program sosial.
  • Memberi keringanan biaya pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat kurang mampu.
  • Memberikan standar upah buruk atau upah minimum kota.
  • Memberikan modal atau pinjaman lunak dan pelatihan kepada para pengusaha mikro dan pengusaha kecil agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang.
  • Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana sosial, misalnya penyediaan air bersih, WC umum, perbaikan lingkungan, atau pun sarana sanitasi lainnya.
2. Masalah pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk. Makin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Secara umum, tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong relatif rendah.

Akan tetapi, tingkat pendidikan masyarakat tersebut senantiasa diupayakan untuk selalu ditingkatkan dari tahun ke tahun. Hal-hal yang mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan di negara Indonesia, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.

  • Kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan, sehingga mereka tidak perlu sekolah terlalu tinggi (khususnya untuk anak perempuan).
  • Rendahnya penerimaa pendapatan perkapita, sehingga orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya lebih lanjut atau bahkan tidak disekolahkan sama sekali.
  • Kurang memadai sarana dan prasarana pendidikan, khususnya di pedesaan dan daerah-daerah terpencil.
  • Keterbatasan anggaran dan kemampuan pemerintah dalam mengusahakan program pendidikan yang terjangkau oleh masyarakat.

Rendahnya tingkat pendidikan penduduk akan berdampak pada kemampuan tersebut dalam memahami dan menghadapi kemajuan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Penduduk yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah memahami dan beradaptasi dalam menghadapi perkembangan zaman. Dengan demikian, mereka akan lebih produktif dan inovatif. Guna menyikapi hal-hal tersebut, pemerintah telah mengambil beberapa upaya dalam memperluas dan memeratakan kesempatan memperoleh pendidikan, dengan jalan berikut ini.

  • Menggalakkan program wajib belajar 9 tahun.
  • Mendorong kesadaran masyarakat yang mampu atau badan-badan usaha untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak kurang mampu.
  • Menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi, khususnya bagi siswa berprestasi kurang mampu.
  • Membuka jalur-jalur pendidikan alternatif atau nonformal (seperti kursus-kursus keterampilan) sehingga dapat memperkaya kemampuan atau kualitas seseorang.
  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana belajar mengajar hingga ke pelosok daerah.
Pengembangan sistem pendidikan nasional saat ini telah dipertegas dalam Undang-Undang (UU) NO 2 Tahun 1989. Diharapkan mampu mempertegas arah pembangunan yang dilakukan pemerintah dalam upaya mencerdaskan bangsa.

3. Masalah kesehatan

Tingkat kesehatan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk suatu negara. Dalam hal ini, tingkat kesehatan dapat diindikasikan dari angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, ketercukupan gizi makanan, dan usia harapan hidup.

  • Angka kematian bayi di Indonesia masih relatif tinggi, meskipun terus menurun dari tahun ke tahun.
  • Tingkat ketercukupan gizi masyarakat juga mulai meningkat.
  • Angka harapan hidup adalah perkiraan rata-rata umur yang dapat dicapai penduduk suatu negara.
Rendahnya tingkat kesehatan masyarakat akan memunculkan serangkaian dampak yang berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia. Generasi yang tidak memulai ketercukupan gizi akan memiliki kondisi fisik dan psikis yang kurang sehat bila dibandingkan dengan generasi yang terpenuhi gizinya.

Kondisi ini tentu sangat berpengaruh pada pola pikir, ketahanan belajar, dan kreatifitasnya. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat yang ditempuh melalui langkah-langkah berikut ini.

  • Menjalin kerja sama dengan badan kesehatan dunia (WHO) dalam mengadakan program kesehatan. Misalnya pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional, standarisasi obat dan makanan, serta peningkatan gizi masyarakat.
  • Melaksanakan program peningkatan kualitas lingkungan, baik dengan kemampuan sendiri ataupun melalui kerja sama dengan luar negeri (misalnya dengan menjalin kerja sama dengan badan pembangunan dunia/UNDP). Salah satu contoh program peningkatan kualitas lingkungan yang telah dan masih diberlakukan adalah Kampoong Improvement Programme (KIP).
  • Menggiatkan program pemerataan kesehatan dengan cara melengkapi sarana prasarana kesehatan meliputi tenaga medis, obat-obatan, dan alat-alat penunjang medis lainnya hingga ke peolosok desa.
  • Mengimbau penggunaan dan penyediaan obat-obat generik bermutu, sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat.
  • Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, misalnya melalui program asuransi kesehatan keluarga miskin (askeskin) untuk keluarga miskin (prasejahtera).
Keadaan penduduk sangat mempengaruhi dinamika pembangunan dalam suatu negara. Hal ini disebabkan penduduk merupakan titik sentral dari seluruh kebijakan dan program pembangunan yang sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah.

Dengan kata lain, dalam konsep pembangunan, penduduk adalah subjek dan sekaligus objek pembangunan.

Posting Komentar