Dakwah Nabi Muhammad Periode Makkah

Materi Agama Islam

Objek dakwah Rasulullah Saw pada awal kenabian adalah masyarakat Arab jahiliah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan.

Dalam bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam a.s. Mereka umumnya beragama Watsani atau agama penyembah berhala.

Tujuan dakwah Rasulullah Saw pada periode Makkah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliahannya di bidang agama, moral, dan hukum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan Nabi Muhammad saw dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Strategi dakwah Rasulullah saw dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut yaitu sebagai berikut.

1. Dakwah secara Sembunyi-Sembunyi

Setelah turunnya wahyu yang kedua yaitu Q.S. Al-Mudatsir 1-7, Rasulullah SAW berdakwah secara sembunyi-sembunyi dengan mengajak keluarganya dan sahabat-sahabat beliau satu demi satu masuk Islam. Orang-orang yang pertama-tama masuk Islam antara lain sebagai berikut.

  1. Siti Khadijah (istri Rasulullah saw).
  2. Ali bin Abi Thalib (anak paman Rasulullah saw).
  3. Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah saw).
  4. Abu Bakar As-Shiddig (sahabat dekat Rasulullah saw).
Adapun orang-orang yang masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar As-Shiddig antara lain sebagai berikut.
  1. Utsman bin Affan.
  2. Zubair bin Awwam.
  3. Sa'ad bin Abi Waqqash.
  4. Abdurahman bin Auf.
  5. Thalhah bin Ubaidillah.
  6. Abu Ubaidillah bin Jarrah.
  7. Arqam bin Abil Arqam.
  8. Fatimah binti Khattab.
Mereka yang masuk Islam pertama kali disebut sebagai as-saabiqunal awwaluun yang artinya orang-orang yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam serta mendapat pelajaran tentang Islam langsung dari Rasulullah saw di rumah Arqam bin Abil Arqam.

Dakwah Secara Terang-Terangan

Setelah tiga tahun Rasulluah saw dakwah secara sembunyi-sembunyi dari satu rumah ke rumah yang lain, kemudian turun perintah untuk berdakwah secara terang-terangan.

Dengan dakwah secara terang-terangan ini, Islam menjadi perhatian dan pembicaraan yang ramai di kalangan masyarakat Makkah, sehingga pengikutnya semakin bertambah. Akan tetapi, berbeda dengan tanggapan orang-orang kafir Quraisy yang menentang dakwah dan ajaran Rasulullah saw.

Mereka melarang syiar Islam bahkan nyawa Rasulullah saw terancam. Akan tetapi, rasulullah saw dan kaum muslim tidak gentar. Kaum Quraisy berpendapat bahwa tunduk kepada Rasulullah saw berarti sama dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan kepada keluarga Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib.

Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam telah menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah saw antara lain sebagai berikut.

  1. Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawan sangat keberatan dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah saw (islam) melarangnya.
  2. Menentang keras ajaran tentang adanya kehidupan setelah meninggal yaitu alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
  3. Mereka menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan tradisi leluhur mereka.
  4. Mereka menentang keras ajaran Islam dan Rasululah saw karena agama islam melarang menyembah berhala.

Posting Komentar