Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk

IPS

Ada tiga faktor yang mempengaruhi dinamika penduduk yaitu kelahiran (natalis), kematian (mortalitas), dan migrasi (perpindahan).

1. Kelahiran (natalitas)

Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dalam suatu kelompok penduduk tergantung pada struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta pembangunan ekonomi.

Faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain sebagai berikut.

  • Nikah usia muda.
  • Pandangan "banyak anak banyak rezeki".
  • Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah.
  • Anak merupakan penentu status sosial.
  • Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.

Faktor penghambat kelahiran (anti natalitas) antara lain sebagai berikut.

  • Pelaksanaan Program Keluarga Berencana (KB).
  • Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan.
  • Semakin banyak wanita karir.

Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR sebagai berikut.

  • Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk.
  • Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 - 40 per 1000 penduduk.
  • Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk.

2. Kematian (mortalitas)

Tingkat kematian dibedakan menjadi tingkat kematian kasar dan khusus. Tingkat kematian kasar (crude death rate) adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.

Tingkat kematian khusus (age specific death rate) dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.

Faktor penunjang kematian (pro mortalitas) antara lain sebagai berikut.

  • Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
  • Fasilitas kesehatan yang belum memadai.
  • Keadaan gizi penduduk yang rendah.
  • Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, dan banjir.
  • Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan.

Penghambat Kematian (anti mortalitas) antara lain sebagai berikut.

  • Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan.
  • Fasilitas kesehatan yang memadai.
  • Meningkatnya keadaan gizi penduduk.
  • Memperbanyak tenaga medis seperti dokter dan bidan.

Penggolongan angka kelahiran kasar sebagai berikut.

  • Angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk.
  • Angka kematian sedang, apabila antara 10 - 20 per 1000 penduduk.
  • Angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk.

3. Migrasi (perpindahan)

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap).

Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.

Jenis-jenis migrasi dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya.

  • Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
  • Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigran.
  • Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya.
b. Migrasi nasional atau internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu negara.
  • Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap. Terjadinya urbanisasi karena kota mempunyai daya tarik untuk dituju dan desa mempunyai daya dorong untuk ditinggalkan.
  • Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi. Berikut macam transmigrasi.
    • Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dengan tujuan tertentu, seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah yang terkena pembangunan proyek.
    • Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seseorang atas kemauan dan biaya sendiri.
    • Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain dalam provinsi atau pulau yang sama.
    • Transmigrasi Umum, yait transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah
    • Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Rulaisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Selain jenis migrasi yang disebutkan di atas, terdapat jenis migrasi yang disebut evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan penduduk yang terjadi karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana alam dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun internasional.

Posting Komentar