Klasifikasi makhluk hidup merupakan kegiatan mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan kesamaan ciri pada makhluk hidup. Tujuan klasifikasi makhluk hidup secara umum adalah mempermudah, mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup.
Adapun tujuan khusus dilakukannya klasifikasi makhluk hidup adalah mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri pada makhluk hidup, mendeskripsikan ciri-ciri suatu makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya, menentukan hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup, dan memberikan nama pada makhluk hidup.
1. Kriteria klasifikasi tumbuhan
Kriteria pengklasifikasian tumbuhan yang dilakukan oleh para ahli dengan memperhatikan beberapa hal yang menjadi penentu dan selalu diperhatikan, sebagai berikut.
- Organ perkembangbiakannya. Contoh: spora atau bunga.
- Habitusnya. Contoh: pohon, perdu, atau semak.
- Bentuk dan ukuran daun.
- Cara berkembang biak. Contoh: seksual (generatif) atau aseksual (vegetatif).
- Saluran pencernaan makanan. Hewan tingkat rendah belum mempunyai saluran pencernaan makanan. Hewan tingkat tinggi mempunyai lubang mulut, saluran pencernaan, dan anus.
- Kerangka (skeleton), terletak di luar tubuh (eksoskeleton) atau di dalam tubuh (endoskeleton).
- Anggota gerak (berkaki dua, empat, atau tidak berkaki).
- Sistem artifisal, sebagai dasar klasifikasi menggunakan sifat-sifat morfologi terutama alat reproduksi, berdasarkan habitat atau perwakannya, berupa perdu, pohon, semak, gulma, atau liana.
- Sistem alami, menghendaki terbentuknya takson-takson yang alami. Setiap unit atau takson yang terbentuk mencangkup anggota-anggotanya. Dasar yang digunakan adalah banyak sedikitnya persamaan, terutama persamaan sifat-sifat morfologi. Contoh mengelompokkan kuda, sapi, gajah, buaya sebagai hewan berkaki empat.
- Sistem filogenetik, merupakan sistem klasifikasi yang muncul setelah lahirnya teori evolusi. Sistem ini mencerminkan urutan perkembangan serta jauh dekatnya kekerabatan antartakson mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi dan anatominya. Makhluk hidup yang memiliki lebih banyak persamaan ciri dianggap memiliki kekerabatan lebih dekat dibanding yang memiliki lebih sedikit persamaan ciri.