Pengertian Elemen Gerak Tari
Substansi atau elemen dasar tari adalah gerak. Gerak pada tari akan berbeda dengan gerak yang dilakukan sehari-hari. Gerak pada tari dilakukan secara ritmis dan memiliki makna sedangkan gerak sehari-hari lebih menekankan pada gerak yang fungsional.
Soedarsono, salah satu pakar tari di Indonesia menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan melalui gerak-gerak ritmis dan indah. Definisi ini memiliki arti bahwa tari terdiri atas gerak ritmis, dan merupakan ungkapan ekspresi, dan memiliki keindahan gerak.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa elemen gerak tari adalah bagian pergerakan yang mendasari gerak tari. Indonesia mempunyai keragaman gerak tari yang berbeda antarsuku.
Keragaman ini merupakan kekayaan budaya Indonesia melalui hasil ciptaan karsa manusia. Gerak sehari-hari berbeda dengan gerakan tari, karena gerakan tari dilakukan secara ritmis dan mempunyai makna, sedangkan gerak sehari-hari lebih mengedepankan fungsionalnya.
Dasar elemen tari adalah gerak, dan di dalam gerak mencangkup ruang, waktu, dan tenaga.
Tenaga, Ruang, dan Waktu pada Gerak Tari
Di setiap tarian memiliki berbagai ragam gerak yang berbeda beda, namun tetap memiliki kesamaan, yaitu gerak membentuk ruang, waktu, dan tenaga untuk melakukan gerak tersebut.
Tenaga
Pada saat melakukan gerakan tari pasti membutuhkan tenaga. Tanpa adanya tenaga, pasti kita tidak dapat menghasilkan gerakan. Tenaga juga merupakan salah satu unsur kekuatan yang akan memberikan pengawalan, pengendalian, dan penghentian gerak.
Penggunaan tenaga dalam gerak tari meliputi unsur-unsur berikut.
- Intensitas, yang berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan tingkat ketegangan gerak.
- Aksen/tekanan, muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras.
- Kualitas, berkaitan dengan cara penggunaan tenaga dan penyalurannya. Jika gerak yang dilakukan memiliki intensitas tinggi tentu saja memerlukan tenaga yang kuat dan sebaliknya, gerak dengan intensitas rendah memerlukan tenaga yang lemah atau sedikit.
Ruang
Ruang adalah salah satu unsur pokok yang menentukan terwujudnya suatu gerak. Gerakan tari tercipta karena adanya ruang, karena ruang merupakan unsur penting dalam tari yang juga akan menentukan hasil dalam tarian.
Jika kita melakukan gerakan di tempat tanpa berdiri berarti kita melakukan gerak di ruang pribadi, sedangkan jika kita bergerak berpindah tempat maka kita melakukan gerak di ruang umum. Gerak di dalam ruang dapat dilakukan sendiri, berpasangan, atau berkelompok.
Unsur ruang terbagi menjadi dua, yaitu ruang yang diciptakan oleh penari dan ruang pentas atau tempat penari melakukan pentas.
Ruang yang diciptakan oleh penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi penari berupa jarah yang terjauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya dalam posisi tidak berpidah tempat.
Misalnya gerak menirukan sayap kupu-kupu terbang yang menggunakan kedua tangan bergerak ke atas dan ke bawah. Ruang pentas adalah arena yang digunakan oleh penari yang biasa disebut panggung.
Aspek-aspek ruang pada gerakan tari dapat dipahami melalui adanya bentuk, arah, dan limensi.
1. Bentuk
Terhentinya seorang penari yang sedang bergerak dapat mewujudkan suatu bentuk yang mungkin menjadi tidak berdaya karena menahan keseimbangan gerak.
Penari menjadi sadar bentuk-bentuk perubahan itu terus berjalan, yaitu transasi (perpindahan) dari satu bentuk ke bentuk lain dari bentuk keruangan yang berbeda sampai tarianitu selesai.
2. Arah
Arah merupakan aspek ruang yang mempengaruhi efek estetis ketika bergerak melewati ruang selama tarian itu berlangsung sehingga ditemukan pola-polanya. Arah penari sering dipahami sebagai pola lantai.
Pola lantai tidak hanya diperhatikan secara sekilas, tetapi harus disadari terus menerus selama penari itu bergerak berpindah tempat (locomotor movement) atau dalam posisi tidak berpindah tempat (stationary).
Arah penari pada saat bergerak berhubungan dengan langkah dari suatu gerakan, dapat lurus atau lengkung, baik menuju ke muka (down stage), ke belakang (up stage), atau diagonal.
3. Dimensi
Dimensi harus diperhatikan untuk menjangkau ketinggian, kelebaran, dan kedalaman dalam gerak tari sehingga menjadi bentuk dalam ruang tiga dimensional.
- Dimensi tinggi menjangkau arah naik dan turun.
- Dimensi lebar meliputi jangkauan ke samping kanan atau kiri.
- Dimensi dalam menjangkau arah ke depan dan ke belakang.
Dalam dimensi ini, ruangan dipandang atau dirasakan sebagai volume sehingga dalam aspek dimensi dapat dikenal elemen jarak jangkauan seperti bidang horizontal dan vertikal.
Untuk memahami aspek-aspek ruang dalam tari, khususnya dalam komposisi atau koreografi kelompok, dapat dipakai struktur ruang dengan bentuk prosenium, ruang arena dengan penonton berbentuk setengah lingkaran atau huruf U, ruang tradisional di Jawa yang disebut pendopo dan bentuk-bentuk ruang tradisional lainnya.
Jadi hubungan antara gerak dengan ruang adalah suatu gerak tidak akan lahir tanpa adanya ruang. Penari dapat membawakan tarian karena adanya ruang, baik ruang yang diciptakan penari, ruang pentas maupun tempat melakukan gerak.
Waktu
Tempo merupakan cepat atau lambat gerak yang dilakukan. Gerak tari juga memiliki tempo. Fungsi tempo pada gerak tari untuk memberikan kesan dinamis sehingga tarian enak untuk dinikmati.
Dalam melakukan tarian pada dasarnya mempunyai susunan dari beberapa rangkaian gerak yang mempunyai pola. Gerakan tiba-tiba yang menuju ke gerakan selanjutnya dari beberapa susunan tari itulah yang dinamakan waktu/tempo.
Ritme gerak yang mendominasi juga termasuk tempo, ritme tari dilakukan dengan diawali dan diakhiri satu gerakan atau beberapa rangkaian gerakan tari. Maka dari itu, tempo dalam tari adalah waktu yang diisi untuk menyelesaikan gerakan tarian dalam suatu rangkaian tari.