Pengertian
Teks cerita sejarah adalah naskah cerita atau narasi rekaan yang mengandung unsur-unsur sejarah. Dalam teks sejarah, ada beberapa unsur nyata, misalnya tokoh, nama tempat, dan peristiwa. Namun, dalam teks cerita sejarah terdapat pula cerita yang sifatnya rekaan, misalnya mitos (mitos asal-usul negeri, mitos kedatangan sebuah agama, dan mitos alegori)
Ciri-Ciri
- Menampilkan latar masa lalu.
- Disajikan secara kronologis.
- Isi bisa berupa fakta bisa juga fiksi.
- Sering menggunakan konjungsi temporal
Jenis
- Teks cerita sejarah berdasarkan fakta sejarah. Misal : Sejarah Untung Suropati, Borobudur
- Teks sejarah fiksi. Contohnya cerita rakyat. Misal : Bergelut dalam Kemelut Tahta dan Angkara
Struktur
- Abstrak : ringkasan atau inti cerita.
- Orientasi : pengenalan tokoh dan latar cerita.
- Komplikasi : munculnya konflik/masalah.
- Klimaks : puncak konflik dalam cerita.
- Resolusi : penyelesaian konflik.
- Koda : berisi nilai-nilai/ajaran yang dapat dipetik pembaca.
- Abstrak dan Koda bersifat opsional, artinya boleh ada atau tidak.
Fungsi
- Rekreatif, memberikan rasa gembira dan senang kepada pembaca.
- Inspiratif, memberikan inspirasi, imajinasi, dan kreatifitas dalam kehidupan.
- Edukatif, sebagai petunjuk dan pelajaran dalam kehidupan manusia.
- Instruktif, sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
Unsur pembangun teks cerita sejarah
1. Unsur intrinsik
- Tema : gagasan pokok suatu cerita.
- Amanat : pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.
- Penokohan : tokoh dan sifat/watak/karakternya.
- Latar/setting : terdiri dari latar tempat, waktu, dan suasana.
- Alur/plot : rangkaian cerita.
- Sudut pandang. Contoh: Orang pertama : aku, saya. Orang ketiga : dia, nama orang
2. Unsur ekstrinsik
Unsur sosial, ekonomi, keagamaan, politik, corak penceritaan
Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita sejarah
- Moral, berkaitan dengan akhlak, budi pekerti, dan tindakan susila manusia.
- Religius, berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan.
- Kepahlawanan, berkaitan dengan perjuangan dalam memperjuangkan sesuatu.
- Budaya, berkaitan dengan adat istiadat, kesenian, kepercayaan, dan upacara adat.
- Sosial, berkaitan dengan tata pergaulan individu di dalam masyarakat
Kaidah kebahasaan
1. Verba aksi = kata kerja aksi
Contoh
Kata dasar : tidur, makan, baca, dll
Kata berimbuhan : (imbuhan me-) membaca, melawan, mengangkat, dll
2. Keterangan
Tempat : di, ke, dari, (di) dalam, pada →► Kedua temanku melihat akuarium di pasar ikan.
Waktu : pada, dalam, setelah, sebelum, sesudah, selama →►Setelah berpamitan, mereka melanjutkan perjalanan.
Alat : dengan →► Pak Anton berangkat ke kantor dengan sepeda motor tua miliknya.
Tujuan : agar, supaya, untuk, bagi, demi, dalam →► Mirna belajar agar tercapai cita-citanya.
Cara : dengan, secara, dengan cara →► Sang raja berkata dengan pelan.
Penyerta : bersama, beserta →► Aku pergi ke Batu bersama Sinta.
Perbandingan : seperti, bagaikan, laksana →► Ranggalawe mengamuk bagaikan banteng terluka.
Sebab : karena, sebab →► Riana dihukum guru karena terlambat masuk kelas.
3. Kata sifat
Menunjukan sifat atau keadaan, dapat digabung dengan kata “lebih” dan “sangat”
Contoh : besar, lebar, kecil, sedih, senang, dll
4. Menggunakan dialog
Dialog ditulis dalam suatu petikan langsung, penulisannya diapit tanda petik (“...”)
Contoh : “Umur berapa kau sekarang?” tanya Jentri.
5. Konjungsi temporal
Yaitu konjungsi menyatakan urutan waktu
Contoh : sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian, setelah, sejak, dll