Peristiwa Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Portugis

IPS

Kedudukan Portugis di malaka merupakan ancaman bagi kerajaan-kerajaan Islam Indonesia, terutama Kerajaan Aceh yang daerah kekuasaanya berdekatan dengan malaka.

Keinginan Portugis untuk menguasai perdagangan mendapat banyak perlawanan. Perlawanan tersebut antara lain:

  1. Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528) berhasil membebaskan Aceh dari upaya penguasaan bangsa Portugis.
  2. Sultan Alaudin Riayat Syah (1537-1568) berani menentang dan mengusir pertugis yang bersekutu dengan Johor.
  3. Sultan Iskandar Muda (1607-1636) yang terkenal sangat gigih dalam upaya melawan Portugis.
Setelah berhasil menduduki Malaka pada tahun 1511, Portugis melanjutkan misi dagangnya menuju Maluku. Pada awalnya, Portugis diterima dengan baik oleh raja setempat dan diizinkan mendirikan benteng.

Namun, lama kelamaan terjadi penyimpangan. Portugis memaksa Sultan Ternate, yaitu Sultan Hairun, untuk menerima kekuasaan Portugis dan hanya menjual cengkih serta pala kepada portugis.

Sikap yang dilakukan Portugis sangat ditentang oleh Sultan Hairun. Ketika Sultan Hairun akan membicarakan masalah perdagangan dengan Portugis, beliau dibunuh secara licik.

Terbunuhnya Sultan Hairun telah memicu kemarahan rakyat Ternate. Sultan Baabullah yang menggantikan Sultan Hairun bersumpah akan mengusir Portugis dari Ternate.

Sultan Baabullah pun mengerahkan tentara dan segenap kekuatanya untuk mengepung benteng Portugis. Akhirnya Portugis menyerah dan memaksa meninggalkan Ternate pada tahun 1575. Setelah terusir dari Ternate, Portugis datang ke ambon hingga dikalahkan belanda pada tahun 1605.

Tindakan Portugis yang memonopoli perdagangan rempah-rempah di Selat Malaka sangat merugikan rakyat Indonesia, termasuk Demak.

Keadaan ini mendorong rakyat Demak untuk mengadakan perlawan terhadap Portugis. Upaya Demak untuk mengusir Portugis diwujudkan dengan penakluk Kerajaan Pajajaran oleh Fatahilah pada tahun 1527.

Penaklukan ini disebabkan Kerajaan pajajaran mengadakan perjanjian perdagangan dengan Portugis sehingga Portugis diperbolehkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa.

Ketika orang-orang Portugis mendatangi Sunda Kelapa (sekarang Jakarta), terjadilah perang antara Kerajaan Demak di bawah pimpinan Fatahillah dengan tentara Portugis.

Dalam peperangan itu, orang-orang Portugis berhasil dipukul mundur. Setelah Demak berhasil menguasai Sunda Kelapa, Fatahillah mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Jayakarta memiliki arti kejayaan yang sempurna

Posting Komentar